Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI) menyikapi serius larangan membela tim nasional (timnas) bagi pemain yang berlaga di luar kompetisi resmi PSSI. Kemarin (13/12) pengurus APPI bertemu para pengurus PSSI, PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS), dan PT Liga Indonesia (PT LI).
Pertemuan itu dilakukan untuk mencari solusi atas pernyataan PSSI bahwa pemain yang berlaga di luar kompetisi PSSI dilarang bergabung dengan timnas. Itu sesuai dengan Pasal 79 Statuta FIFA. Setelah pertemuan tersebut, APPI mengadakan konferensi pers di kawasan Kuningan, Jakarta, tadi malam.
Presiden APPI Ponaryo Astaman menyatakan mengerti bahwa aturan yang dibuat FIFA tentu harus mematuhi. "Tetapi, menganalisis penafsiran Pasal 79 Statuta FIFA, kami menilai bahwa ada langkah yang dapat dilakukan PSSI untuk dapat memanggil pemain di luar kompetisi IPL (Indonesian Premier League)," paparnya.
Menurut APPI, hal yang bisa dilakukan PSSI adalah membebaskan pelatih timnas memilih pemain yang akan dipanggil. Kemudian, didata jumlah pemain yang berlaga di luar kompetisi IPL. "Pasal 79 Statuta FIFA tidak serta-merta melarang semua pemain yang berada dalam kompetisi federasi untuk bermain di timnas. Karena itu, pelatih harus diberi kebebasan dalam memilih pemain yang terbaik," jelasnya.
Presiden APPI Ponaryo Astaman menyatakan mengerti bahwa aturan yang dibuat FIFA tentu harus mematuhi. "Tetapi, menganalisis penafsiran Pasal 79 Statuta FIFA, kami menilai bahwa ada langkah yang dapat dilakukan PSSI untuk dapat memanggil pemain di luar kompetisi IPL (Indonesian Premier League)," paparnya.
Menurut APPI, hal yang bisa dilakukan PSSI adalah membebaskan pelatih timnas memilih pemain yang akan dipanggil. Kemudian, didata jumlah pemain yang berlaga di luar kompetisi IPL. "Pasal 79 Statuta FIFA tidak serta-merta melarang semua pemain yang berada dalam kompetisi federasi untuk bermain di timnas. Karena itu, pelatih harus diberi kebebasan dalam memilih pemain yang terbaik," jelasnya.
Mantan kapten timnas Merah Putih tersebut menyatakan, nama-nama pemain di luar kompetisi IPL tersebut dimasukkan ke surat permohonan khusus kepada FIFA. Tujuannya, para pemain itu dapat memperkuat timnas dan mendapat persetujuan FIFA.
"Hal tersebut sesuai dengan Pasal 79 Statuta FIFA. Tanpa persetujuan FIFA, pemain atau klub dalam naungan federasi yang diakui FIFA tidak diizinkan bermain maupun menjalin hubungan olahraga dengan pemain atau klub yang tidak berada dalam naungan federasi," terang Wakil Presiden APPI Bambang Pamungkas.
"Pasal itu berarti, disetujui FIFA, pemain tersebut bisa saja ditampilkan. Karena itu, surat permohonan dengan alasan yang tepat sangat diharapkan dapat diajukan PSSI," kata Bambang.
Bagaimana kalau upaya mencari celah tersebut tetap tidak berhasil" "Kalau pada akhirnya tidak boleh, ya itu konsekuensi yang harus diambil. Kami akan menjelaskan hal tersebut kepada anggota bahwa itu adalah konsekuensinya. Selama masih ada celah, kami akan mencoba," tutur CEO APPI Valentino Simanjuntak. APPI juga mendorong pihak-pihak yang berbeda pendapat segera melakukan rekonsiliasi demi kebaikan sepak bola nasional. (jppn.com)
"Hal tersebut sesuai dengan Pasal 79 Statuta FIFA. Tanpa persetujuan FIFA, pemain atau klub dalam naungan federasi yang diakui FIFA tidak diizinkan bermain maupun menjalin hubungan olahraga dengan pemain atau klub yang tidak berada dalam naungan federasi," terang Wakil Presiden APPI Bambang Pamungkas.
"Pasal itu berarti, disetujui FIFA, pemain tersebut bisa saja ditampilkan. Karena itu, surat permohonan dengan alasan yang tepat sangat diharapkan dapat diajukan PSSI," kata Bambang.
Bagaimana kalau upaya mencari celah tersebut tetap tidak berhasil" "Kalau pada akhirnya tidak boleh, ya itu konsekuensi yang harus diambil. Kami akan menjelaskan hal tersebut kepada anggota bahwa itu adalah konsekuensinya. Selama masih ada celah, kami akan mencoba," tutur CEO APPI Valentino Simanjuntak. APPI juga mendorong pihak-pihak yang berbeda pendapat segera melakukan rekonsiliasi demi kebaikan sepak bola nasional. (jppn.com)
Posting Komentar
Ketik komentar anda (No rasis, No Anarkis)