
"Awalnya, saat mengetahui dipanggil untuk memperkuat Timnas, saya sangat senang dan tidak percaya. Sebab, itu adalah cita-cita para pesepakbola. Namun, sebagai pesepakbola profesional, saya harus realistis dengan menghormati player status and transfer. Sebab, di situ diatur hak dan kewajiban klub terhadap pemain serta peran di Timnas," terangnya kepada Bola.net usai menghadiri peluncuran kostum sejumlah negara, di antaranya Brasil, Prancis dan Belanda yang digelar Nike Football di Jakarta, Jumat (25/5).
"Saya tidak berpikir jauh soal konflik dan gonjang-ganjing yang terjadi di sepakbola nasional. Namun, sepengetahuan saya, klub memiliki hak penuh atas pemain yang dikontrak. Karena itu, akan bijaksana jika pemain mematuhinya," tegas pemain yang pernah menimba ilmu di beberapa klub Belanda, seperti Heerenveen dan Vitesse Arnhem tersebut.
Menurutnya, jika klub memberikan izin untuk membela Timnas, tidak hanya tenaga, namun nyawa pun siap dipersembahkan. Itu menunjukkan, semangat dan loyalitas yang dimiliki. Terlebih, lanjutnya, tidak boleh menghitung untung dan rugi saat memakai kostum dengan Garuda tersemat di dada.
"Tidak ada cerita untuk Timnas. Pokoknya, saya pun rela mati untuk meraih martabat bangsa," tegasnya. (bolanet)
+ Komentar + 1 Komentar
Lanjutkan syamsir
http://mbojonet.blogspot.com
Posting Komentar
Ketik komentar anda (No rasis, No Anarkis)