Djohar dan La Nyalla Tak Jadi Ketum PSSI

Written By Unknown on 11 Jun 2012 | 18.03


Djohar Arifin Husin, Ketua Umum PSSI, dan La Nyalla Mattaliti, Ketua PSSI versi Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI), dinilai tak layak dipilih lagi menjadi Ketua Umum PSSI dalam Kongres Luar Biasa (KLB) akan berlangsung pada 25 September 2012 mendatang. Hal itu diungkap anggota DPR RI Achsanul Qosasi.
Menurut mantan Wakil Bendahara PSSI di masa kepemimpinan Nurdin Halid itu, KLB bisa saja tidak hanya membahas pengesahan format kompetisi baru dan amandemen statuta PSSI.

"Dalam KLB sah-sah saja memilih ketum karena memang harus ada perbaikan di tubuh PSSI. Djohar dan La Nyalla sudah tak layak lagi dipilih sebagai Ketum PSSI," tegas Achsanul kepada Kompas.com. Ia ditemui seusai mengisi acara "Pelatihan Penguatan Kapasitas Jurnalis untuk Mewujudkan Transparansi Anggaraan" yang diselenggarakan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Surabaya, Sabtu (9/6/2012).

Dalam butir kelima butir Nota Kesepahaman (MoU) PSSI, KPSI, dan Indonesia Super League, semua pihak setuju untuk menggelar Kongres PSSI pada akhir tahun 2012, termasuk mengadopsi statuta baru.

Komposisi Kongres PSSI itu sama dengan pertemuan yang berlangsung 9 Juli 2011 yang dihadiri FIFA dan Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC). Agenda kongres harus disetujui Gugus Tugas AFC Indonesia.

Verifikasi komposisi peserta kongres akan dibicarakan dan ditentukan oleh Komite Bersama PSSI untuk menghindari anggota yang tidak sah ikut berpartisipasi.

"Kalau kompetisi sudah kembali pada titik nol dan merumuskan sistem kompetisi lagi, maka kongres yang sah adalah kongres yang digelar di Solo yang digelar KPSI. Karena, dihadiri oleh anggota yang sah, yakni 18 klub," jelas politisi dari Partai Demokrat itu yang ditemui di Hotel Sahid Surabaya, Jawa Timur.

PSSI dan KPSI menandatangani nota kesepahaman di markas AFC di Malaysia, Kamis (7/6/2012) lalu dan melahirkan butir pembentukan Komite Bersama PSSI atau Joint Committee. Achsanul sangat bersyukur karena kedua belah pihak sudah mau berdamai demi kemajuan sepak bola Indonesia.
"Dengan adanya MoU itu, secara otomatis pejabat PSSI yang sekarang tak bisa menjalankan roda organisasi tanpa berkoordinasi dengan AFC dan pihak dalam MoU yang sudah disepakati," katanya.

Menurut pria asal Sumenep Madura itu, klub yang berkompetisi di ISL harus tetap menjadi tim berkasta tertinggi di Indonesia.

"Klub ISL saat ini ada 18 klub. Tinggal ditambahi tim-tim IPL (Indonesian Premier League)," katanya.

Karena, masih dari Achsanul, ke-18 klub ISL ibaratnya bukan anak hilang. Lagipulam, tim-tim yang berlaga di di ISL sudah sesuai dengan tahapan kompetisi.

"Klub-klub yang berada di IPL tidak semuanya bisa masuk. Karena, banyak tim yang baru dibentuk dan bergabung. Klub dadakan," katanya.

Langkah awal untuk memasuki babak baru di dunia sepak bola Indonesia, tambah Achsanul, sudah dimulai. "Semua pihak memang harus sadar diri dan sudah waktunya berdamai. Jangan malah membela kepentingan pribadinya. Mari kita bangun sepak bola Indonesia yang lebih baik," katanya. (kompas)



Follow Twitter @TimnaSSuporter & Facebook Pendukung Timnas Indonesia

  My Great Web page
Share this article :

Posting Komentar

Ketik komentar anda (No rasis, No Anarkis)

 
Support : Mbojo Network | Tofifoto | Forum Dou Mbojo
Copyright © 2011. Pendukung Timnas Indonesia - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger